Kamis, 20 Mei 2010

Solusi 10 menit

Ada sebuah riset yang dilakukan pada para dokter, yang dibuat sebagai sebuah studi kasus tentang psikologi keputusan dan reaksi. Kasusnya adalah pasien yang telah lama tidak sembuh dan butuh operasi, dokter diberitahu bahwa sang pasien harus dioperasi sore ini, dan semua persiapan telah siap. 

Siang itu tiba2 sang dokter tahu bahwa ada satu obat yang belum pernah di cobakan dan sangat mungkin akan mampu menyembuhkan tanpa operasi. Pertanyaannya, apakah dokter mau mencoba obat itu dulu dan membatalkan operasi? Ternyata hasinya adalah 47% bilang akan menunda operasi dan mencoba obat tersebut.

Nah, pada doker2 lain diberi kasus mirip, tetapi diberitahu bahwa siangnya tiba2 sang dokter tahu bahwa ada dua obat yang mungkin bisa menyembuhkan. (Ada dua macam obat, tapi tidak boleh dimakan bersamaan, jadi harus dicoba salah satu dulu. Dianggap tidak ada keterpaksaan untuk segera melakukan operasi.) Apakah sang dokter akan membatalkan operasi dan mencoba salah satu dari obat itu dulu? Ternyata hanya 28% dokter saja yang mau membatalkan operasi, dan mencoba memakai obat dulu.

Ini sebuah paradox, ketika lebih banyak pilihan, malah bingung, dan tendensikan menjadi tidak mau memilih. Riset membuktikan ketika kita memiliki lebih banyak pilihan, kita bingung untuk memilih, dan kalau kita tidak mau “pusing” memikirkan, maka kita biarkan saja semua berjalan seperti rencana semula.

Dalam riset lain, dibuat sebuah stand penjual selai di supermarket. Diadakan demo dengan 26 macam rasa selai, pengunjung dapat mencoba dan membeli. Ini dibandingkan dengan demo pada tempat yang sama dan hanya dengan 6 macam selai. Ternyata penjualan pada yang 6 macam selai malah 3 kali lipat lebih banyak daripada yang 26 macam (dengan waktu dan keadaan yang mirip, dan produk yang sama). Ketika terlalu banyak pilihan kita malas memilih, kita bingung mau yang mana, dan jadinya malah tidak jadi membeli.

Ketika kita berkeinginan membersihkan dapur atau rumah kita yang sudah lama tidak rapi, kita bingung memulai dari mana, karena begitu banyak yang bisa kita kerjakan. Begitu juga ketika kita mau membenahi taman rumah kita yang terbengkelai. Atau ketika kita mau memulai lagi mengawali bisnis baru. Juga ketika kita mau memulai lagi upaya ber-network dengan danyak teman2 lama yang terputus. Juga pada saat kita mau start membaca buku2 bisnis. Semua ini memberikan “kesulitan mengawali” yang membingungkan untuk mulai dari yang mana. Akibatnya kita memilih menunda saja. Sehingga menjadi kebiasaan menunda yang merugikan.

Semua pekerjaan besar lebih mudah diselesaikan dalam pilahan pilahan kecil. Tujuan kita lebih terasa mudah kala target kita jelas dan singkat. Jadi solusinya adalah mengurangi pilihan, memulai dengan hal kecil, atau memberi batas waktu. Sesuatu yang “kecil” akan lebih mudah dilakukan, yang langsung berupa langkah nyata dan tidak membutuhkan investasi waktu atau uang atau sumber daya lain yang besar.

Nah, inilah “Solusi 10 menit” untuk penyakit lama yang ada di kita, termasuk saya, penyakit selalu menunda nunda melakukan sesuatu. Procrastination.

Nyalakan alarm timer anda, set 10 menit. Janjilah pada diri anda, saya hanya perlu mengerjakan 10 menit saja. Kalau sudah 10 menit saya bisa berhenti, dan boleh meneruskan kalau mau, tanpa pemaksaan.

Lalu kerjakan apa yang sudah anda tunda lama tersebut. Misalkan membersihkan dapur. Mengatur kembali kamar tidur. Menulis puisi yang sudah lama tidak kita lakukan. Atau, membersihkan kantor anda yang sudah lama amat sangat tidak teratur.

Membatasi 10 menit membuat kita punya instruksi tegas dan jelas yang mudah dilakukan. Begitu juga dengan bernetwork, tentukan senin ini, 2 minggu sekali, menemui 1 teman lama, siapapun, untuk makan siang. Sebuah instruksi mudah yang ringkas, akan membuat kita lebih mau untuk melaksanakannya dari pada banyak alternatip yang tidak jelas.

Nah, riset menunjukkan 10 menit ini, atau 5 menit, atau 15 menit, akan lebih mudah memacu kita mematahkan penundaan penundaan kita pada pekerjaan yang sudah lama ingin kita lakukan. Selamat mencoba, dan salam sukses untuk anda.(by: Tanadi santoso)

Selasa, 11 Mei 2010

Ginjal : Alat Ekskresi

Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

Gambar Struktur Ginjal cuy

Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
 
Struktur Ginjal:
seperti Gambar di atas, Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.


Proses-proses di dalam Ginjal

Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya. 
Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.

Mekanisme kerja pengaruh hormon ADH terhadap produksi urin.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
a. Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
b. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.
c. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.