Rabu, 29 Desember 2010

Jual Jam Tangan di Pekanbaru

Jual Jam tangan murah dan berkualitas di Pekanbaru, Hub Ref Maulana Asikin (sms) 0831 870 13929.
Anda membutuhkan Jam tangan berkualitas dengan harga murah ??? kami tempatnya, menjual berbagai macam jenis jam tangan di pekanbaru, Jam tangan yang kami sediakan juga mempunyai kualitas yang sangat baik, tunggu apalagi, anda bisa pesan jam tangan di sini via telp/sms.
Berbagai Macam Jam Tangan yang kami Jual.
untuk info harga jam tangan dan lain-lain Hub Ref Maulana Asikin (SMS) 0831 8701 3929.

SteviLeak Part I : Who am I?

28 desember 2010,
entah mengapa terbisik di pikiran saya sebuah kata yang aneh, "SteviLeak". Kata ini terinspirasi dari sebuah situs paling fenomenal dipenghujung tahun 2010, "Wik*Leak". Situs ini mengungkapkan fakta-fakta yang terdokumentasikan dimana fakta yang berada didalamnya merupakan Top Secret Level S dan hanya orang tertentu saja yang boleh menjamahnya. Demikian juga SteviLeak, diharapkan menjadi sebuah fenomena (paling tidak fenomenal bagi saya) karena menguak sisi Top Secret dari seorang Stevie Christiyoda.

Who am i?
Jika ditanya, "siapakah stevie christiyoda?" mungkin saya akan menjawab, "bukan siapa-siapa, hanya orang biasa". Tetapi, dalam SteviLeak, saya akan menjabarkan semua yang tidak pernah saya critakan dan bahkan saya tutupi dari orang lain.

Stevie adalah seorang lelaki yang lahir 20 tahun yang lalu, pada bulan ke 8, hari ke 7. Saya lahir prematur, sehingga terpaksa stevi kecil harus tidur dalam inkubator selama beberapa minggu. Sejak bayi, entah mengapa saya tidak doyan ASI, sehingga berakibat terhadap kesehatan saya sekarang. Berbeda dengan bayi lain yang doyan sekali ASI, mereka akan lebih tahan terhadap penyakit karena dalam ASI mengandung kolostrum yang banyak terdapat antibody. Sekarang saya menjadi gampang sakit karena sewaktu kecil tidak doyan ASI.

Stevie kecil bersama sang bunda

Seiring berjalannya waktu, Stevi kecilpun tumbuh menjadi balita lucu nan imut. Stevi balita memiliki rambut ikal, mungkin kalo besar bisa jadi kayak Ahm*d Alb*r. Tapi fakta berkata lain, kenyataannya stevi remaja memiliki rambut yang lurus. Saya tidak tahu mengapa bisa begitu, apakah ini pengaruh dari pubertas?

Keanehan stevi balita bukan hanya itu saja, jika balita sebaya sudah minta makan nasi, stevi balita sama sekali tidak doyan nasi, bahkan muntah saat menelan sesuap nasi. Setelah stevi menginjak kelas 2 SMA, barulah mulai merasakan makanan pokok orang indonesia itu. Selama itu, stevi makan apa? Jadi selama bertahun-tahun stevi makan roti dan susu, hal ini yang menyebabkan saya sekarang memiliki postur kurus seperti sekarang.
Saya sekarang sudah kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di kota yang disebut The Spirit of Java. Saya semester 7, seperti kebanyakan mahasiswa semester akhir lainnya, saya juga sedang bergelut dengan skripsi. Munculah pertanyaan dari teman-teman saya, "bagaimana bisa seorang yang berusia 20 tahun, sudah semester 7?".

Maka saya akan kembali mengenang masa saya mulai mengenal sekolah dulu. Seperi anak-anak yg lain, usia 4 tahun sudah mulai masuk TK. Stevi kecilpun juga demikian, tetapi di TK saya tidak menemukan kenyamanan. Setiap sabtu pasti ada pelajaran yang bernama "pesta", jadi setiap siswa harus membawa bekal dan makan bersama. Stevi kecil yang tidak doyan nasi, hanya membawa makanan kesukaannya yaitu roti dan susu. Mungkin karena guru TK saya iba, guru saya membawakan bekal nasi dan dengan memaksa menyuap saya sesendok nasi. stevi kecil yang parno dengan nasi, kemudian berlari menuju arah pintu, dengan maksud melarikan diri dari bu guru “pesta”. Setelah sampai depan pintu, ternyata pintu sudah dalam keadaan terkunci, mungkin bu guru sudah memperkirakan bahwa saya akan melarikan diri darinya. Stevi kecil yang panik kemudian melihat ke luar jendela, dan tanpa pikir panjang, stevi kecil berlari menuju jendela dan langsung melompat terjun bebas, "akhirnya bisa lepas dari cengkeraman bu guru TK".

Hal sperti itulah yang menahan saya di TK selama 3 bulan. Setelah itu saya mogok sekolah. Nenek saya yang adalah guru SD kelas 1 kemudian mengajak saya sekolah SD. Ternyata stevi kecil mampu menyesuaikan dengan pelajaran, akhirnya saya diangkat menjadi murid SD, tidak ada lagi pelajaran "pesta". Dari inilah saya bisa menjawab pertanyaan teman-teman saya, "bagaimana bisa seorang yang berusia 20 tahun, sudah semester 7?", jawab saya, "karena saya masuk kelas acceleration saat TK dulu".

itulah segelintir cerita tentang siapakah stevi sebenarnya.

Kamis, 23 Desember 2010

Praktikum Ekotum : PCQ

Tuesday, June 22, 2010, 5:21:42 AM
Pagi itu mahasiswa pendidikan biologi FKIP UNS angkatan 2007 bersama sejumlah dosen dan asistennya sudah berkumpul di gerbang belakang UNS untuk persiapan praktikum mata kuliah ekologi tumbuhan (ekotum) di Tlogo Dlingo – Tawangmangu. Jarak antara Kampus dan lokasi yang lumayan jauh, membuat kami harus berangkat pagi-pagi buta agar bisa memaksimalkan waktu praktikum. Tak dapat dipungkiri masih banyak yang mengantuk karena semalaman harus berkoordinasi tentang pembagian lokasi pengamatan, peralatan yang harus dibawa, perlengkapan pribadi dan yang paling penting adalah konsumsi. :P
 
gambar : berkumpul pagi buta untuk pemberangkatan

Apa sih yang sebenarnya kita lakukan di praktikum kali ini?

Oke, sebelum saya cerita lebih lanjut, saya akan sedikit menerangkan tentang praktikum kita kali ini.
 
Begini, kami akan mempraktekan Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan tentang PCQ (Point Center Quarter). Dalam PCQ, kami akan menentukan suatu titik pada peta, dan titik tersebut akan dicari menggunakan kompas bidik. Titik-titik ini dalam kenyataannya adalah suatu area dimana kami harus menemukan pohon terdekat dari titik tersebut. Bila satu area sudah ditemukan maka pertama kali yang dilakukan adalah menentukan arah utara. Arah utara tersebut akan dijadikan sebuah patokan dalam pembagian menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran 1, 2, 3, dan 4. Pada tiap kuadran, dicari pohon yang paling dekat dengan pusat titik dan diukur jaraknya ( dilambangkan dengan huruf d ). Tidak semua pohon dapat digunakan, pohon yang bisa digunakan memiliki syarat khusus yaitu pohon haruslah pohon yang sudah mature atau sudah dewasa, jadi minimal sudah berbunga.

Tujuannya?
Tujuannya untuk mempraktekkan teknik PCQ sebagai suatu teknik untuk mengadakan sensus pohon. Selain PCQ, di sini kami juga mempraktikumkan LCC (Lower Crop Community), hampir sama dengan PCQ, tetapi lebih dikhususkan pada rumput-rumputan. Biasanya yang umum dilakukan adalah sensus penduduk, tetapi kali ini kita akan sensus tanaman. Kurang kerjaan…

Oke, itu sedikit kata pengantar dari saya. Back to line story

Berangkat

Persiapan di lokasi pemberangkatan sudah selesai, akhirnya kamipun berangkat. Menuju TKP, kami menunggangi truk TNI layaknya prajurit berangkat ke medan laga. Kondisi pemberangkatan yang sangat pagi, tidak mengijinkan kami untuk sarapan dan terpaksa kami sarapan di atas truk itu.
 
teman-teman makan di dalam truck TNI

Perjalanan naik gunung Lawu, membuat tidak sedikit dari kami yang pusing, mual-mual bahkan muntah-muntah. Kebetulan, saya duduk di belakang pak sopir yang sedang bekerja, mengendarai truk supaya baik jalannya. Kayak lagu anak-anak. Saya ingin tahu bagaimana cara pak sopir yang juga TNI itu mengemudi hingga membuat saya jadi mual. Kagetnya jantung ini, dalam kondisi jalanan yang naik (kemiringan lebih dari 45 derajat) masih sempat pak sopir smsan. Entah sms dengan istrinya atau siapa, tapi jangan berjanda deh pak sop… =.=a

Sampai TKP
Membutuhkan 2 jam perjalanan untuk sampai di TKP. Begitu sampai TKP, pertama yang kami rasakan adalah dingin yang amat sangat, hingga ada salah satu teman kami yang tidak kuat dan penyakitnya kambuh. Hm… perjuanganpun tetap harus diteruskan. Semangat…!

 Langsung turun dari truk dan berbaris tiap kelompok untuk koordinasi.

Setelah koordinasi kelompok selesai, kelompok kami  menuju lokasi bagian kami. Lokasi kami memang jauh dari tempat kami turun, jadi cukup lelah untuk mencapainya, tapi kelelahan kami terbayar dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Foto-foto dulu ah…
 
foto-foto dengan latar lokasi praktikum

First Spot
Akhirnya, kami tiba di titik pertama kami yaitu titik reseksi. Sebenarnya, saya juga tidak tahu pasti apa itu titik reseksi, yang saya tahu, inilah saatnya membuka peta. Dan kebetulan, titik kami berada di tengah perkebunan strawberry, ambil satu saja ah… :P
 
membaca peta saat reseksi awal

Titik reseksi ini sangat penting karena titik ini berguna untuk mengetahui posisi kami pada peta. Titik ini juga sangat menentukan posisi titik berikutnya. Untuk menentukan lokasi titik berikutnya pada peta, sebenarnya cukup mudah. Tapi saya sudah lupa bagaimana caranya, yang saya ingat, membuka peta, menghitung berapa derajat lokasi selanjutnya dengan busur, kemudian menggunakan kompas bidik untuk menentukan lokasi sebenarnya. And gotcha ! ketemulah lokasi selanjutnya.
 
 Ini salah satu angggota kelompok saya, eko namanya, yang bergaya seakan-akan membidik sesuatu, tetapi sebenarnya dia hanya action ingin difoto saja…

Lokasi Pertama – Kedua
Pada lokasi, kami mendapatkan 10 titik pengamatan atau 10 lokasi. Dari titik reseksi kami menuju titik pertama atau lokasi pertama. Tidak terduga, lokasi pertama sangat ekstrim, kami harus mendaki lereng dengan kemiringan hampir 75 derajat. Pemanjat lereng pertama naik sambil membawa tambang dan hanya dengan berpegang pada rumput yang bergoyang. Dengan susah payah sampai di puncak. Kemudian mengikat tambang pada pohon dan barulah tim bisa menyusul sampai ke atas lereng. Perjuangan yang sangat ekstra, tapi perjuangan itu terbayar dengan memperoleh pengalaman baru.
 
detik-detik menjelang kami mendaki lereng curam

Insting Fotografi
Pemandangan yang indah menunjukkan Kejayaan dan Kemegahan Sang Pencipta. Pemandangan yang sangat indah, ditambah sejuknya udara pegunungan, membuat hati merasakan sedikit kedamaian. Hm… kondisi seperti ini, tiba-tiba membangunkan hasrat fotografi saya. Jepretan demi jepretan pun terabadikan dalam sebuah kotak hitam kecil yang disebut kamera. Ditengah perjalanan menuju lokasi 4, saya menemui nenek-nenek yang sedang mencari kayu bakar, insting fotografi saya mulai memaksa saya untuk membidik dan mengabadikannya. Keasyikan mengambil gambar, jadi lupa tujuan utama saya ke sini yaitu praktikum.
 
hasil jepretan saya


The Last Spot
Matahari sudah berada tepat di atas ubun-ubun dan menyisakan 1 lokasi terakhir. Dalam perjalanan menuju titik terakhir, kami mendapatkan point of view yang awesome banget. Kami putuskan untuk berhenti sejenak di lokasi itu untuk beristirahat sejenak dan menyantap bekal kami. Makan siang di tengah hutan dengan puncak gunung Lawu sebagai latarnya, uh sungguh sangat menyenangkan. Kamipun mengabadikan momen itu.
 
foto kami dengan latar puncak Lawu yang menawan

Lokasi terakhir sudah kami lalui, menandakan ini saatnya untuk pulang. Hm… lereng yang kami keluhkan di awal perjalanan kami, kini menjadi ajang perosotan bagi kami, bak kembali ke Taman bermain. Jadi, kami turun lereng itu dengan pantat kami. Konyol…

Setelah tiba di tempat awal, kami mengadakan sedikit diskusi bersama dosen dan asisten. Kondisi yang lelah membuat saya tidak konsen mendengarkan penjelasan dosen, entah apa yang dibicarakannya.

mendengarkan penjelasan dosen

Perjalanan dan praktikum PCQ kami berakhir sampai di sini, kamipun kembali ke kampus. Kembali mengarungi kehidupan seperti biasanya. Seharusnya perlu dibuat sebuah peribahasa :

“Habis praktikum, terbitlah Laporan”

Jumat, 17 Desember 2010

jam2 unik

jam ini cocok untuk kalangan pria
hargax cukup murah
hanya Rp.45.000

Minggu, 05 Desember 2010

Bongkeng : kegagalan domestikasi

Pagi ini saya berangkat ke kampus agak santai karena kuliah baru mulai jam 11 pagi. Menikmati panorama kota makmur – solo, hm… indahnya pagi ini. Di tengah perjalanan, pandangan saya tertuju pada sebuah taman kota dimana ada banyak orang menikmati pagi di taman itu, tetapi yang menjadi fokus saya adalah seorang balita yang sedang asyik bermain dengan anjing piaraannya. Mungkin bila dibandingkan, besar tubuh anjing itu kira-kira 4-5 kali lipat tubuh si anak. Pikiran saya mulai melayang dan membayangkan, apa jadinya kalau terjadi di kehidupan liar?

di kehidupan liar, instinglah yang berperan penting dan akan terjadi peristiwa rantai makanan dimana produsen (tumbuhan) akan dimakan konsumen 1 (herbifora), konsumen 1 akan di makan konsemen 2 (karnifora), dan seterusnya. Pada kasus ini, balita masuk dalam konsumen 1 dan anjing termasuk dalam kategori karnifora atau konsumen 2. Jadi, apabila di kehidupan liar,  mungkin si anak kecil tadi sudah menjadi santapan pagi bagi si anjing.

Domestikasi
Tetapi, mengapa pada kasus diatas tidak terjadi demikian? Karena tanpa sadar manusia melakukan proses seleksi alam. Dulu anjing mulai dipelihara manusia dengan tujuan untuk membantu manusia berburu, lama-kelamaan, manusia mulai suka dengan sikap anjing yang patuh. Bermula dari sinilah manusia mulai memberi perlakuan pada anjing sejak lahir untuk dirubah dari anjing yang memiliki sifat karnifora menjadi  anjing yang patuh sehingga dapat hidup berdampingan dengan manusia. Dalam biologi proses tersebut adalah bagian dari seleksi alam yang disebut “Domestikasi” atau dengan kata lain manusia telah menjinakkan anjing.
 
Bongkeng
Tapi masih saja ada hal yang mengganjal dalam pikiran saya. ada satu hal yang tidak sinkron dengan teori domestikasi. Jadi begini, dulu saya pernah punya anjing namanya “bongkeng”. Nama yang aneh, saya sendiri tidak tahu asal dan arti nama itu, saya tanya paman saya, “knapa dikasih nama bongkeng?”, jawabannya, “karena dia berwarna hitam gelap dari ujung kepala sampai ujung ekor”, jawaban yang aneh, apa hubungannya warna hitam dengan bongkeng? meskipun keluarga sepakat menamainya bongkeng, tetapi entah mengapa alm.kakek saya tetap saja memanggil dengan nama chiko.


Tidak seperti anjing pada umumnya, bongkeng memiliki sifat yang aneh. Contohnya saat saya membeli sesuatu di warung dekat rumah, tanpa saya sadari, bongkeng mengikuti saya dari belakang. Oke, no problemo. Tapi beberapa saat kemudian terdengar suara aneh dari balik semak. Penasaran, saya langsung mencari tahu. Ternyata bongkeng sedang bermain dengan ayam. Anehnya posisi ayam itu ada di dalam mulut bongkeng, alias bongkeng memakan ayam itu hidup-hidup. Kejadian itu tidak hanya terjadi sekali, bahkan bongkeng sering membawa bangkai bebek pulang ke rumah.
 
Mengapa sifat alami anjing ini masih saja muncul, padahal sudah mengalami domestikasi?
 
Suatu Kegagalan
Jangan-jangan karena saya sering melepasnya di waktu malam hari, hingga bongkeng menjadi salah pergaulan yang mengakibatkan sifatnya menjadi brutal. Saya tidak tahu pasti jawabannya. Tapi yang jelas proses “domestikasi” tidak terjadi pada bongkeng. Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah “Bongkeng merupakan suatu kegagalan teori Domestikasi”.
 
Bagaimana nasib bongkeng?
Saya memelihara bongkeng kira-kira 4 tahun, saat saya masih SMA kelas 1 sampai saya kuliah semester 2, setelah 4 tahun berlalu bongkeng menjadi sakit-sakitan, mungkin karena masa mudanya digunakan untuk foya-foya saja. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk menjadikannya makan malam saja. Berakhirlah cerita si bongkeng di dunia. Tamat.
 
Hm… saya kembali melanjutkan perjalanan saya ke kampus tercinta dengan satu pertanyaan yang masih mengganjal dan menjadi misteri tersendiri. Ya sudahlah, biarkan semua ini menjadi misteri.
 
Lupakan hal ini dan semangat kuliah!
 
SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT!!!

NB : semua yang anda dengar belum tentu benar!

PDKT vs STATUS AKUN JEJARING SOSIAL

Akhirnya masa aktif PPL saya sudah berakhir. Saya tidak lagi mengajar di SMA N 1 Teras. Jadi sekarang saya memiliki banyak waktu luang. Kebanyakan baktu luang saya, saya habiskan di depan netbook kesayangan. Untuk mengusir rasa bosan dari penantian saya men-download “zoid genesis” yang ada 50 episode itu selesai, terkadang saya membuka akun jejaring sosial saya. Entah kenapa, saya menjadi sering mengamati status teman-teman saya; lebay, alay, keren, lucu-lucu sih, kadang ada juga yang aneh. Tapi, saya lebih tertarik dengan status teman-teman cewek saya yang sedang kasmaran. Misalnya salah satu teman cewek saya yang meng-update status “kau selalu di hatiku”. Mendadak statusnya menjadi romantis, mungkin jika bisa digambarkan seluruh tampilan profilnya penuh dengan cupid yang beterbangan kesana-kemari.
 
Nah, status jejaring sosial dilihat oleh banyak orang, bahkan seantero jagad maya pun bisa meliriknya. Terkadang juga beberapa orang terdekatpun,(termasuk pacar atau baru teman PDKT) singgah sejenak untuk sekedar membaca status.
 
Saya mencoba memosisikan diri saya sebagai cowok yang sedang PDKT kepada seorang cewek dan kita menjalin pertemanan juga di salah satu situs pertemanan. Bila sedang PDKT, saya lebih cenderung sering membuka profil cewek itu untuk sekedar melihat-lihat statusnya saja. Ketika saya membuka profilnya, dia menuliskan “kau selalu di hatiku”. Pastinya perasaan saya menjadi berbunga-bunga. Akan tetapi, di suatu tempat berbeda mantan pacarnya yang masih mengharapkan kembalinya ikatan cinta juga membuka dan membaca statusnya. Pastilah si mantan pacar akan ke-GR-an dengan status yang demikian.
 
Pada kasus lainnya, ada yang menuliskan status “ingin sedikit menjauh darimu… supaya kau tahu, aku tak ada rasa”. Bila saya adalah seorang yang sedang PDKT dengan dia, dan membaca status ini, seakan-akan tidak ada lagi daya untuk melanjutkan perjuangan PDKT ini. Padahal dia tidak bermaksud begitu, bisa saja cewek itu dideketin cowok yang dia ga suka, trus menuliskan seperti itu dan bukan ditujukan kepada saya. Teman cewek saya yang lainnya meng-update, “Walau jarak memisahkan, tapi tetap sayang”. Padahal saya yang sedang PDKT, bila dilihat dari jaraknya saya berada tidak jauh dengannya.
 
At this point, seorang cowok akan berpikir ulang apakah dia mau melanjutkan Perjuangannya atau memilih berpaling ke lain hati. Dua hati yang sedang kasmaran gagal bersatu hanya gara-gara beberapa kata dalam status akun jejaring sosial yang tidak jelas ditujukan kepada siapa. Walaupun saya tahu teman teman-teman cewek saya tidak bermaksud begitu, tapi dilihat dari sudut pandang cowok, beginilah jadinya.
 
Fenomena apakah yang terjadi dengan teman-teman cewek saya di dunia maya saat ini?
 
Apakah mereka tidak berpikir sampai sejauh ini?
 
Atau hanya sekedar ingin mengungkapkan isi hati?
 
Hanya wanitalah yang tahu jawabannya, dan biarlah menjadi misteri bagi kaum pria.
 
Untuk teman-teman yang sedang PDKT via akun jejaring sosial dan dunia maya saya sarankan sebisa mungkin hindari status yang memancing seperti di atas, tulislah status yang netral saja; bila ingin mengutarakan hal yang bersifat personal, gunakan pesan atau e-mail; apabila dengan pesan dirasa kurang, anda bisa menggunakan fitur chat atau video chat; dan tetap jaga komunikasi.

Itulah sepenggal kisah yang menggelitik namun memprihatinkan seputar PDKT dan akun jejaring sosial. So, be wise to use it.

Akhirnya setelah sekian lama baru 6 episode “zoid genesis” yang berhasil saya download. Nonton dulu ah…