Rabu, 13 April 2011

Perumpamaan Tentang Denda

8 April 2011
Pagi ini saya berangkat ke kampus dengan agak layu. Gimana ga layu? Saya pinjem buku di perpustakaan kampus *biar keliatan rajin gitu* hehehe, tapi… saya tidak mengembalikannya selama satu bulan. Coba bayangkan berapa denda telat ngembaliin buku selama satu bulan, jika setiap hari dendanya Rp. 500 maka denda satu bulan *anggap saja 1bulan = 30 hari* ada Rp. 15.000 itu denda satu buku saja *jangan tanya, saya pinjam berapa buku* hm… lumayan banyak…

Ya sudahlah… saya relakan uang beberapa puluh ribu terbang melayang sia-sia tanpa guna, gara-gara kesalahanku juga sih…


Huhft… sampai kampus, saya langsung menuju perpustakaan yang berada di jantung kampus. Langkah saya terasa berat… *ya iyalah… tas saya berisi buku dan laptop yang mungkin kalo ditimbang ada 5 kg*. setelah sampai di bagian pengembalian buku, saya mengeluarkan buku-buku dari lambung tas. Kemudian saya serahkan kepada petugas pengembalian buku. Mbaknya *petugas pengembalian* terlihat bingung dan beberapa kali membolak-balik halaman buku. Saya hanya diam saja karena saya tahu itu buku seharusnya dikembalikan satu bulan yang lalu. Setelah beberapa lama, mbaknya mencatat nomor yang ada di bagian belakang sampul, mungkin itu kayak barcode tapi ditulis secara manual kali ya??? Kemudian, mbaknnya menyimpan buku-buku yang saya pinjam dan  saya sudah bersiap-siap mengambil uang denda untuk diserahkan kepada mbaknya.

udah mas…” ujar mbaknya.

………” memandang mbaknya dan terdiam bingung mau bilang apa *saya pikir setelah saya terlibat pandang-memandang dengan mbak petugas perpus beberapa detik, kita akan langsung  mengalami cinlok. Namun pikiran saya hanya bisa terjadi di sinetron atau FTV saja. Hehehe ngacoooo*

lho mbak, saya kan telat ngembalikin buku, saya ga di denda nih???” Tanya saya dengan heran

enggak kok, enggak di denda… “ sahut mbaknya dengan senyuman manis

owh… ya udah mbak, makasih…” balas saya sambil berjalan keluar perpustakaan

Hore… ga kena denda nih!!! Wow… Amazing banget… it is a Miracle… kok bisa begitu yah??? padahal setahu saya, kalo telat ngembalikin buku harus bayar denda, eh ini kok tidak. Saya menjadi bingung, tapi juga senang karena di bebaskan dari belenggu denda yang menjerat bahkan membuat saya stress.

Tuhan itu baik banget ya…

Hal pengampunan dosa itu seumpama denda yang dibebaskan dari seseorang yang telat mengembalikan buku pinjaman perpustakaan. Seseorang yang begitu banyak melakukan dosa mengaku dihadapan Tuhan, maka detik itu juga ia akan diampuni. 1 Yohanes 1:9

Jadi beginikah rasanya penebusan dosa??? Saya umpamakan denda dari telat ngembalikin buku itu adalah dosa, saya yang telat ngembalikin buku adalah manusia berdosa dan mbaknya prtugas perpus diumpamakan sebagai Tuhan.

Saya sebagai orang berdosa, berdoa menghadap Tuhan untuk menyatakan bahwa saya bersalah dengan banyak dosa dan siap menerima hukuman dari dosa-dosa yang saya lakukan. Tapi Tuhan berkata:

sudah… kamu sekarang tidak berdosa karena Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus semua dosa-dosamu…”

Wow… Luar biasa banget deh PAPI-ku…
Gimana sih rasanya kalo punya hutang trus hutangnya dianggep lunas gitu aja ma penagih hutang??? Pasti sukacita, damai sejahtera banget deh… pasti nanti senyum-senyum sendiri gitu… hehehe

Saya disadarkan tentang kematian Kristus yang sebenarnya; bahwa Kristus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita dan kita patut bersyukur atas hal itu. Wow… *speechless*

 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Yohanes 3:16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar